Tingkat Inflasi di Mamuju diprediksi tak capai 1,8 persen hingga akhir tahun

MAMUJU, RAKYATTA.CO — Banyaknya event maupun kegiatan yang digelar masyarakat di akhir tahun, ditambah dengan peringatan hari besar keagamaan natal serta tahun baru berdampak pada dinamika pergerakan ekonomi di indonesia

Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat mensinyalir kondisi inflasi di Mamuju tak akan mencapai angka 1,8 persen hingga penghujung tahun 2019. Hal itu terlihat dari fluktuasi perekonomian Mamuju dan Sulawesi Barat selama ini.

“Jika diliat dinamika yang ada maka kemungkinan nilai inflasi yang terjadi di Mamuju hingga penghujung 2019 takkan mencapai angka 1,8 persen,” ungkap Kepala BPS Sulbar, Win Rizal dalam press release yang digelar di kantor BPS Sulbar, Senin (2/12/2019)

Untuk bulan November, Mamuju masih mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dan menempati posisi ke 34 dari 57 kota yang mengalami inflasi di seluruh indonesia.

“Berdasarkan hasil pemantauan harga eceran berbagai komoditas barang dan jasa yang dilakukan BPS di Kota Mamuju pada bulan November 2019 terjadi inflasi sebesar 0,23 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,28 pada Oktober 2019 menjadi 133,59 pada November 2019. Sementara itu, jika dilihat perubahan indeks tahun ke tahun (November 2019 terhadap November 2018) terjadi inflasi sebesar 1,20 persen,” papar Kepala BPS Sulbar tersebut

Peningkatan harga ditunjukkan oleh peningkatan indeks harga pada enam kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan 0,80 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,32 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,09 persen; sandang 0,11 persen; kesehatan 0,02 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen.

Sedangkan satu kelompok lainnya yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,28 persen. Masing-masing kelompok pengeluaran memberikan sumbangan inflasi/deflasi berdasarkan
bobot dan tingkat harga yang terjadi pada kelompok tersebut.

Kelompok yang memberi andil inflasi adalah kelompok bahan makanan 0,19 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen; perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar 0,02 persen; dan kelompok sandang 0,01 persen.

Sedangkan kelompok yang memberi andil deflasi adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen. (*/Iqb)

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *