BBM Naik, Pengusaha Tempe Menjerit

MATENG — Pemilik Pabrik pengelolah Tempe di Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulbar mulai mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pasalnya, harga kedelai sebagai bahan dasar utama untuk memproduksi tempat, yang didatangkan dari luar sulawesi barat juga mengalami kenaikan.

kepada iNewsMamuju,id, Andi menuturkan, pasca kenaikan harga BBM terpaksa pihkanya harus menyesuaikan harga jual tempe ke beberapa komsumen.

“Biasanya kita jual Rp.3.500 rupiah persatu bungkunya. Na dengan kenaikan BBM ini harga jual ke konsumen dengan harga Rp.5.000 ribu rupaih persatu bungkusnya,”Kata Andi, Kamis 6 Oktober 2022.

Andi, yang juga memiliki pabrik pengelolahan tempe ini, mengaku jika bahan dasar kedelai untuk membuat tempe iya pasok dari sulawesi – selatan dengan harga Rp.670.000 ribu rupiah.

“Sebelum BBM naik, harga bahan baku yang dipasok dari luar di angka Rp.530.000 ribu rupiah persatu karung dengan isi 50 kilogram,”Ungkapnya.

Terakhir kata Andi, kenaikan harga inilah yang menjadi keluhan bagi para konsumen, sehingga beberapa pabrik pengelolah juga berharap harga kedelai segerah mengalami penurunan.

“Kaalau turun, pabrik pengelolah juga dapat kembali memproduksi tempe dalam jumlah yang banyak,”Pungkasnya.

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *