Pasangkayu – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Muh. Faizal Thamrin, melakukan pemantauan langsung penerapan harga serta proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) di sejumlah perusahaan kelapa sawit di Kabupaten Pasangkayu, Minggu (10/8/2025).
Iklan Bersponsor Google
Perusahaan yang dikunjungi meliputi PT Awana Sawit Lestari, PT Pasangkayu, PT Trinity, PT Suryaraya Lestari II, dan PT Mitra Agro Sejahtera (MAS). Kegiatan ini bertujuan memastikan penerapan Permentan Nomor 13 Tahun 2024 berjalan sesuai ketentuan, sekaligus menjadi langkah pembinaan dan evaluasi kinerja pabrik kelapa sawit (PKS).
Menurut Faizal, pemantauan lapangan ini sejalan dengan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Suhardi Duka dan Salim S. Mengga (SDK–JSM), untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di sektor perkebunan.
“Kita ingin memastikan proses produksi berjalan efisien, hasil maksimal, dan kualitas CPO sesuai standar,” tegas Faizal.
Selain meninjau proses produksi, Faizal juga memeriksa pemanfaatan limbah sawit seperti cangkang yang digunakan sebagai bahan bakar boiler. Sisa limbah yang tidak terpakai tidak dibuang sembarangan, tetapi diolah kembali agar bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.
Hasil pemantauan menunjukkan harga TBS di Pasangkayu berada pada kisaran Rp2.740 – Rp3.050 per kilogram, tidak jauh berbeda dari harga penetapan resmi. Di PKS non-kebun, terdapat pemotongan 1–3% untuk TBS yang tidak memenuhi standar seperti buah mentah, buah lewat matang, gagang panjang, atau buah basah. Sementara di PKS terintegrasi, pemotongan tersebut tidak diberlakukan.
Plt Kepala Bidang Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan Sulbar, Agustina, menambahkan bahwa di Sulbar terdapat 14 PKS yang aktif mengolah TBS. Ia mengingatkan, TBS dari kebun mitra plasma maupun swadaya harus diolah dalam waktu maksimal 24 jam setelah panen agar rendemen dan kualitas CPO tetap terjaga.
Dengan pengawasan yang lebih ketat, Pemprov Sulbar berharap sektor kelapa sawit dapat memberi kontribusi optimal bagi perekonomian daerah sekaligus menjaga kualitas produksi yang berdaya saing tinggi.
Iklan Google AdSense