Serikat Mahasiswa dan Rakyat Polman Gelar Aksi Unjuk, 5 Isi Tuntutan

POLMAN — Serikat Mahasiswa Dan Rakyat Polman menggelar aksi unjuk rasa di depan Kanto Bupati Polewali mandar, Senin 3 April 2023.

Aksi yang di komandoi Mulyadi Ketua LMND, membawah 5 tuntutan diantaranya Cabut Perpu cipta kerja, Tuntaskan persoalan sampah polman, Tuntaskan masalah stunting, Tekan angka putus sekolah dan Transparansi anggaran taman mini DPRD Polman

Dalam orasinya Mulyadi, mengatakan, Dari sekian polemik yang ada baik di tingkat nasional maupun daerah, semua memberi kabar kepada kita bahwasanya rakyat untuk kesekekian kalinya digiring pada jurang penderitaan.

“Hak hak mereka dipasung, suara mereka terabaikan, dan kemaslahatan hidup mereka dipecundangi oleh persekongkolan elit oligarki yang hanya memihak pada kelompok dan golongannya saja,” Ujarnya

Lanjut dikatakan, Disahkannya undang undang cipta kerja melalui perpu di tahun ini merupakan gerbang baru penjajahan atas rakyat dan bumi indoneisa oleh asing dan pemimpinnya sendiri. Sederet ayat dan pasal dalam undang undang cipta kerja teramat jelas tidak memiliki keberpihakan atas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat kecil terutama golongan pekerja dan buruh dan memberi ruang selebar lebarnya pada korporasi untuk merajai bumi indonesia melalui sistem yg terkesan dipermudah.

“Bukan tanpa penolakan, pada tahun 2021 Mahkama konstitusi sebagai hakim tertinggi perundang undangan di negri ini sudah memutuskan inkonstitusional bersyarat atas undang undang cipta kerja karena terdapat cacat formil maupun materil didalamnya, dan memberikan waktu selama 2 tahun untuk memperbaiki. Bukannya mengindahkan putusan MK, Presiden dan para cukong di DPR RI malah mengabaikan dan secara tegesa gesa mengesahkannya melalui perpu. Kenyataan demikian merupakan potret pemerintahan rezim jokowi ma’ruf telah melukai konstitusi dan nasib rakyat indonesia,”Jelasnya

Masih kata dia, Masyarakat Polewali mandar sebagai salah satu daerah kabupaten/kota di indonesia secara otomatis juga ikut menanggung kenyataan pahit dari keputusan tersebut berkelindan dengan polemik kedaerahan membentuk sayatan sayatan luka.

“Seolah menjadi budaya dalam kekuasaan di setiap tingkat, kepedulian pemerintah daerah Polewali Mandar atas kesejahtran masyarakatnya kian jauh dari apa yang kita harapkan. Persentase jumlah anak yang mengalami stunting yang kian meningkat menjadi bukti kelalaian pemerintah dalam menjamin kesehatan rakyatnya dan
memastikan lingkungan polewali mandar yang sehat bukan malah menjadikan bahu jalan dan pasar rakyat sebagai tempat menumpuk sampah, Ada 4.181anak anak usia 7-15 tahun harus menelan pahitnya kenyataan putus sekolah karena kondisi keluarga yang tidak mampu menanggung biaya pendidikan yang begitu mahal,”ucapnya

“Tentu ini menjadi ancaman yang nayata bagi generasi indonesia khususnya polewali mandar itu sendiri. Fakta fakta demikian yang menjadi perhatian mahasiswa sebagai agen of social control untuk menggalang kekuatan membentuk aliansi perlawanan terhadap penindasan atas rakyat sebagaimana apa yg telah tercatat dalam lembaran sejarah perjuangannya sebagai “penyambung lidah rakyat” yang pada hari ini untuk kesekian kalinya bangkit menyatakan “PERLAWANAN”.

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *