Refleksi Pendidikan

Oleh: Muhammad Reski Sujono

OPINI — Pendidikan Indonesia memang dahsyat, terbukti dari angka buta huruf saat kemerdekaan berada di 95 % . Berbeda dengan India dan Mesir di angka 87 %, saat ini mereka masih di angka 30% ke atas, sementara Indonesia 0% bagi umur 35 tahun ke bawah dan sekitar 7 % yang berumur 35 tahun ke atas.

Menjadi bangsa dahsyat memang butuh waktu. Eropa butuh 350 tahun untuk menggapainya. Korea butuh 60 tahun, sedangkan Jepang butuh 120 tahun. Mereka sadar, problematika bangsa semuanya bermuara pada pendidikan. Maka mereka fokus memperbaiki pendidikan. Pendidikan yg fokus pada pembentukan karakter bukan skill. Kekayaan kita terletak pada Manusianya (Human Capital), bukan emas, nikel dan sebagainya (human resources).

Kemunduran pendidikan Indonesia bermula saat terjadi desentralisasi pendidikan dengan terbitnya UU 22 /32 1999 sehingga pendidik rentan menjadi alat politik bagi pemerintah daerah. Terbukti, jabatan kadis pendidikan di daerah bukan soal kompetensi tapi relasi dengan penguasa.

Memperbaiki pendidikan = memperbaiki kualitas guru karena guru adalah kunci pendidikan, sehebat apapun kurikulum dan bahan ajar tapi di tangan guru biasa-biasa saja. Maka kurikulum itu akan jadi biasa-biasa juga.

*
Konsep merdeka belajar yang digaungkan mas menteri yang katanya sebagai revolusi terbaik di sektor pendidikan saat ini. Namun bagiku, itu tidak menyelesaikan pendidikan di Indonesia. Dari 22 episode yang diluncurkan. Hanya satu episode yang fokus pada guru yakni episode guru penggerak, 21 episode lainnya tidak menyentuh nyawa dari pendidikan.

Belum lagi RUU Sisdiknas yang masuk Prolegnas. RUU yang disapu jagat raya (omnibus law) masih penuh misteri dan kontroversi. Tunjangan guru tidak dijelaskan secara eksplisit dan penamaan madrasah awalnya dihilangkan dan masih banyak catatan kritis lainnya.

Kunci pendidikan adalah Guru, merdekakan dan sejahterakan guru agar pendidikan Indonesia makin baik. Jangan harap Pendidikan akan baik kalau tidak mensejahterakan guru terlebih dahulu. Singapura gaji guru hingga 50 juta perbulan, malaysia dan Thailand 10-12 juta per bulan.

Dari sektor perguruan tinggi. Jurusan pendidikan harus akreditasi unggul dan PT harus membatasi jumlah mahasiswa keguruan. Harus terbangun kerjasama baik antara pemerintah dengan PT tentang kebutuhan guru di setiap daerah. Lebih baik juga jika ada sekolah kedinasan tentang keguruan. Wallahu alam bissawab.

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *