Wakapolda Sulbar dan Kapolres Polman Kunjungi dan Ziarah Ke Makam “To Salama”

POLMAN — Wakapolda Sulbar Brigjen Pol Umar Faroq dan Kapolres Polman AKBP Agung Budi Leksono mengunjungi sekaligus berziarah ke makam Makam “To Salama”.

Kedatangan Orang nomor dua di jajaran Polda Sulbar dan Bersama Kapolres Polman Tersebut turut disambut sejumlah tokoh Masyarakat di Pulau Salama, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Minggu 14 Agustus 2022.

Untuk diketahui, Makam Syeh Abdul Rahim Kamaluddin atau Syeh Bil Ma’ruf, merupakan orang pertama yang menyebarkan agama islam di daerah Binuang.

Makam “To Salama” ini terletak diatas puncak bukit dengan ketinggian kurang lebih 45 meter dari permukaan laut. Luas area makam 10 X 25 Meter Persegi dan bangunan situsnya seluas 5 Meter persegi. Di area makam To Salama terdapat juga makam para pengikut setia Syeh Abdul Rahim Kamaluddin.

Makam para wali ini selalu ramai dikunjungi, baik masyarakat setempat, maupun masyarakat di luar dari kecamatan binuang. Bahkan, orang luar negeri seperti, Malaysia dan beberapa turis manca negara lainnya, pernah berkunjung ke makam tersebut.

Tosalama berasal dari bahasa pattae (Polewali Mandar) yg terdiri dari 2 kata, yaitu kata To dan kata salama. To berarti orang-orang, sedangkan salama berarti selamat, jadi tosalama ialah orang-orang yang selamat.

Tosalama adalah sebutan bagi masyarakat sekitar sebagai orang yang selamat karena memeluk agama islam. Sebelum islam datang di polewali mandar khususnya bagian desa batetangnga, kec. Binuang masyarakat ini sebelumnya tidak mengenal islam.

 Tosalama juga sangat erat kaitannya dengan pulau tangnga yang sekarang telah berubah nama menjadi pulau tosalama.  Nama pulau ini berubah nama dikarenakan seorang penyebar islam di pesisir pantai kec. Bunuang ini dimakamkan di pulau ini. Makam ini pun di anggap sakral oleh masyarakat setempat dan dipercaya dapat mengabulkan do’a bagi para peziarahnya dan sebagai tempat bernazar. Ratusan bahkan ribuan peziarah datang dari berbagai darah di indonesia bahkan dari negara luar telah datang ke makam ini untuk berziarah sekaligus melakukan ritual Ma’baca, biasanya para peziarah membawa makanan seperti sokko, telur, ayam, pisang dan lain-lain.

Para peziarah juga membawa hewan sebagai persembahan kepada makam seperti hewan ayam, kambing, sapi, dan kerbau, dan kemudian hewan tersebut di sembelih di sekitar makam dan kemudian di kelolah untuk bahan melakukan ritual ma’baca tersebut. Ada juga masyarakat yang langsung melepaskan hewan tersebut di sekitar makam tersebut.

Untuk berkunjung kearea makam tersebut, terdapat beberapa jalur yang berbeda. Biasanya, jalur yang dilaui yaitu buttu Te’neng, Tonyaman, Bajoe, Silopo. Cukup dengan menyewa perahu tradisional milik warga setempat, kita pun sampai dengan waktu tempu sekitar 10 menit.(*)

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *