Mamuju, –Jajaran Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Mamuju mengikuti mengikuti kegiatan apel perdana bersama Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia (Menkumham RI, Dr. Supratman Andi Agtas, S.H, M.H, yang dilaksanakan secara virtual dan diikuti secara serentak oleh seluruh jajaran Kementerian Hukum dan HAM di seluruh Indonesia bertempat di Aula Rutama, (26/08).
Mengawali amanatnya, Menkumham menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas penyambutan hangat dari seluruh jajaran Kementerian Hukum dan HAM. Ia merasa semangat, kebersamaan, dan kehangatan yang dirasakan sejak awal merupakan hal utama untuk terus bergerak maju.
Baca Juga : Rutan Pasangkayu Mendorong Produktivitas Warga Binaan Melalui Pembuatan Produk Kerajinan Pasangkayu - Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pasangkayu memberikan dorongan produktivitas kepada warga binaan melalui program pembinaan bimbingan kerja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas warga binaan, serta memberikan alternatif kegiatan konstruktif yang dapat memberikan manfaat ekonomi. Dalam upaya mendorong kegiatan positif dan mengembangkan potensi warga binaan, Rutan Pasangkayu menggelar kegiatan pembuatan produk kerajinan. Program ini diharapkan dapat memberikan peluang kepada warga binaan untuk belajar dan terlibat dalam proses produksi, sekaligus merangsang kemampuan kreatif mereka. Kepala Rutan Pasangkayu, Tisep Oven Harry menjelaskan bahwa tujuan dari program ini adalah memberikan warga binaan peluang untuk mengasah keterampilan yang dapat bermanfaat di dunia kerja, sekaligus mendukung kemandirian ekonomi mereka setelah menjalani masa pemasyarakatan. "Kami berkomitmen untuk memberikan peluang pembelajaran dan pengembangan keterampilan kepada warga binaan. Dengan melibatkan mereka dalam pembuatan produk kerajinan, diharapkan dapat memberikan dampak positif baik dari segi keterampilan maupun pemberdayaan ekonomi," ungkap Tisep. Proses pembuatan produk kerajinan ini melibatkan berbagai jenis keterampilan, mulai dari kerajinan tangan hingga seni dekoratif. Rutan Pasangkayu menyediakan pendampingan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa warga binaan dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Marasidin, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat memberikan apresiasi terhadap kinerja Rutan Pasangkayu. Ia menyatakan bahwa program semacam ini tidak hanya memberikan kegiatan yang bermanfaat, tetapi juga membuka peluang bagi warga binaan untuk mengasah keterampilan yang dapat bermanfaat dalam kehidupan setelah pemasyarakatan. "Program pembinaan ini sangat positif karena tidak hanya memberikan kegiatan yang bermanfaat, tetapi juga membuka peluang bagi warga binaan untuk mengasah keterampilan yang dapat bermanfaat dalam kehidupan setelah pemasyarakatan," ujar Pramuji Raharja. Program pembinaan kemandirian di Rutan Pasangkayu ini menjadi langkah konkrit dalam menjalankan pendekatan rehabilitatif, dimana pemberdayaan dan pengembangan keterampilan menjadi fokus utama. Rutan Pasangkayu berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembinaan dan rehabilitasi warga binaan.
Selanjutnya, Menkumham menjelaskan tiga arahan pokok penting pada apel perdananya bersama seluruh jajaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yakni, Kolaborasi, Integritas dan Sinergi.
“Kolaborasi adalah kunci untuk saling melengkapi dan menguatkan. Seluruh unit dan jajaran memiliki peranan yang sama pentingnya dan ia mengajak untuk bergerak serta kerja sama yang baik untuk hasil yang maksimal,” ucapnya.
Sinergi bukan hanya sekedar kata, tetapi prinsip yang harus dimplementasikan dalam setiap kegiatan.
“Dengan bersinergi dapat menyatukan kekuatan dan potensi yang ada sehingga mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalah yang lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Lalu, integritas merupakan sebuah fondasi dari tindakan. Ia mengajak jajaran bekerja dengan penuh kejujuran, transparansi, dan menjaga amanah dengan sebaik-baiknya.
“Mari laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dengan hati penuh tanggungjawab, bekerjalah dengan ketulusan dan kejujuran,” ungkapnya.
Dalam menutup amanatnya, Menkumham mengatakan bekerjalah dengan baik, karena percayalah bahwa takdir yang Tuhan berikan itulah sebaik-baiknya takdir bagi kita.
“Jangan bergantung pada orang lain, dan jangan pernah menggantungkan hidup kita pada orang lain, karena hal itu hanya bersifat sementara. Peganglah prinsip bahwa jabatan adalah sebuah rezeki, karena semua akan kembali kepada kita, tutupnya.