MAMUJU TENGAH| Baru-baru ini seorang wanita muda berprofesi sebagai guru kontrak, viral di media sosial (Medsos).
Iklan Bersponsor Google
Wanita muda itu bernama Sukarnil yang akrab disapa Anning (24), Warga dusun Mario Pulana, Desa Salulekbo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Provinsi Sulawesi Barat.
Kini Anning mengajar di sekolah SDN kecil Salunosu yang merupakan kelas jauh dari induk sekolah tersebut.

Sekolah kecil itu terletak di Dusun Mario Pulana, Desa Salulekbo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) Sulbar.
Dijumpai awak media, Anning menuturkan, Awalnya tidak menginginkan profesi tersebut, Kata Anning kepada sejumlah wartawan Rabu, 03 February 2022.
“Sebenarnya dulu tidak ada cita-cita untuk jadi guru pak”, Sebut Anning
Disebutnya, Karena desakan keluarga sekaligus harapan orang tua, Sehingga saya memutuskan untuk menjadi guru.
Dia mengajar di Sekolah kecil SDN Salunosu dengan siswa berjumlah 43 orang.

“Ada 43 pak dari kelas satu sampai enam”, beber Anning
Sekolah ini memiliki dua titik kelas jauh, dimana salah satunya ialah tempat Anning mengajar saat ini.
Mengabdikan diri menjadi seorang tenaga pendidik tidaklah mudah.
Seorang guru adalah penentu karakter bagi generasi dalam suatu daerah.
“saya memutuskan mengabdikan diri menjadi tenaga pendidik pada 2016 lalu sebagai guru suka rela”, Sebutnya sembari menunduk
Dikatakannya, Berjalan tiga tahun saya mengabdi menjadi tenaga suka rela baru terngkat menjadi kontrak.
Berawal dari itu kata Anning, Dirinya menyadari betapa pentingnya seorangcguru bagi siswa.
Bangunan sekolah yang terbuat dari kayu papan biasa, berlantaikan tanah itu dianggap biasa olenya.
“Mau bagaimana lagi pak. Harus diterima kondisi itu asalkan siswa belajar”, Ucap Anning
Diceritakannya, Disekolah kami masih sangat membutuhkan vasilitas belajar mengajar.
“Yang paling dibutuhkan saat ini, laptop dan printer juga buku “, Pintahnya
Mirisnya, Lanjut Anning, kadang anak belajar di kolong rumah.
“Kalau siswa hadir semua kan tidak muat pak. Jadi saya bawah ke kolong rumah biasanya”, Ujar Anning
Kata dia, di sekolah ini hanya ada dua tenaga pengajar.
Keduanya berbagi tugas mengajar untuk 43 siswa dari kelas satu hingga kelas enam, Cetusnya.
Sementara murid yang tak mendapati kelas terpaksa harus belajar di bawah kolong rumah, Lanjutnya.
Tak jarang, beberapa siswa harus berdiri menunggu giliran belajar karena tidak kebagian tempat, kata Anning.
Sayangnya, Anning berkeluh lantaran buku pelajaran anak didiknya tidak memadai.
“Banyak buku sekolah kondisinya robek dan tak layak dibaca pak”, Keluhnya
Begitu juga dengan fasilitas lainnya seperti meja hingga papan tulis. Tandasnya.
Penulis: Ancha‘
Iklan Google AdSense