POLMAN – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Polewali Mandar, DR. drg. Hj. Sri Harni Patandianan, MARS, menyalakan semangat baru bagi masyarakat Anreapi dalam upaya menekan angka stunting. Hal itu disampaikan saat membuka Pertemuan Lini Lapangan Kecamatan Anreapi, Rabu (3/9/2025).
Iklan Bersponsor Google
Dalam arahannya, Sri Harni menegaskan bahwa meski jumlah anak stunting di Anreapi tidak banyak, persoalan ini tetap harus menjadi perhatian serius. Ia pun mengajak masyarakat yang memiliki rezeki lebih untuk ikut serta melalui gerakan orang tua asuh.
“Anak-anak stunting ini perlu kita jadikan anak asuh. Mereka butuh perhatian ekstra agar bisa tumbuh sehat dan cerdas,” ucapnya.
Ia menekankan, Anreapi saat ini memiliki banyak modal untuk bergerak melawan stunting. Selain pariwisata yang sedang berkembang dengan ribuan kunjungan setiap bulan, daerah ini juga subur dengan hasil pertanian yang melimpah. Harga kakao yang tengah naik dinilai sebagai momentum tepat bagi warga untuk ikut berbagi.
“Anreapi adalah tanah subur, daerah sejahtera. Saatnya warga berkontribusi demi masa depan bangsa,” tegasnya.
Tak hanya stunting, Sri Harni juga menyoroti perlindungan perempuan dan anak. Ia menyambut baik rencana Camat Anreapi yang mendorong BPD membuat peraturan desa tentang larangan pernikahan dini dan larangan melahirkan di rumah.
“Pernikahan anak harus dicegah. Melahirkan harus di fasilitas kesehatan agar keselamatan ibu dan bayi terjamin,” jelasnya.
Di sisi lain, potensi pariwisata Anreapi disebutnya sebagai peluang emas bagi perempuan untuk mandiri secara ekonomi. Ia menekankan pentingnya keberanian perempuan dalam mengelola usaha, terutama di sektor UMKM yang mayoritas digerakkan kaum perempuan.
Selain itu, ia juga mengingatkan warga untuk kembali ke pangan lokal dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
“Jangan bergantung pada makanan instan. Tanam sayur di pekarangan, konsumsi pangan sehat dari hasil bumi sendiri,” pesannya.
Pertemuan yang dihadiri jajaran pemerintah kecamatan, kepala desa, TP PKK, hingga 34 peserta lini lapangan tersebut menjadi momen penting. Kehadiran Sri Harni tak hanya membawa motivasi, tetapi juga menegaskan bahwa pengentasan stunting dan pemberdayaan perempuan adalah kerja kolektif semua pihak – pemerintah, tokoh masyarakat, dan warga.
Iklan Google AdSense
Penulis : Aco Mappinawang