Lolos Program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat TA. 2022, Dosen Unasman Melakukan Pelatihan dan Budidaya Lalat Tentara Hitam

POLMAN — Melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) membuka penerimaan proposal pendanaan program penelitian dan pengabdian masyarakat tahun anggaran 2022. Dua dosen Universitas Al Asy’Ariah Mandar (Unasman) Polewali Mandar lolos dalam program tersebut yang salah-satunya melakukan pelatihannya di Desa Bonra, Kec. Mapilli Polewali Mandar, Sabtu (17/09/2022).

Andi Fausiah, S.Pt., M.Si yang merupakan ketua pengabdian masyarakat ini menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat bagaimana memanfaatkan sampah agar bisa menjadi pakan yang ramah lingkungan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat bagaimana memanfaatkan sampah untuk membuat pakan yang murah, mudah dan ramah lingkungan sehingga masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkan pakan. Selain itu kegiatan ini Untuk menambah keterampilan masyarakat Dengan Budidaya Maggot (Hermetia illucens) sebagai Pakan. Sehingga bisa mengurangi masalah sampah yang sedang terjadi di kabupaten Polewali Mandar”, ujar dosen yang akrab disapa Kak Uci ini.

Dalam kegiatan tersebut dijelaskan bahwa pada umunya lalat merupakan musuh besar bagi masyarakat karena merupakan faktor penyakit dan begitupun sampah yang merupakan media yang baik untuk berkembang biak bagi lalat. Di mana ada sampah di situ ada lalat yang berkerumun, jadi ketika sampah tidak terolah dengan baik maka sama saja kita mengundang menyakit di sekitar kita. Namun ada satu jenis lalat yang memiliki keunikan tersendiri yaitu lalat tentara hitam/black soldier flay (BSF).

Lalat Tentara Hitam atau BSF sendiri memiliki keunikan yaitu menggunakan sampah sebagai medianya namun tanpa bau dan lalat tentara hitam tersebut tidak mengantarkan penyakit.

“Lalat tentara hitam ini sangat bermanfaat dalam pengolahahan sampah karena lalat ini dapat memakan sampah-sampah organik seperti sisa-sisa sayuran, sehingga volume sampah dapat berkurang, jadi lalat ini sangat membantu. Selain dari itu, ketika sampah-sampah kita kelola dengan baik manfaatnya juga akan ke diri kita sendiri, bisa saja sampah ini menjadi uang”, pungkas Sri Nengsi S.KM., M.Kes sebagai salah-satu narasumber dalam pelatihan tersebut.

Sebelumnya mitra telah melakukan budidaya lalat BSF ini sendiri hanya saja masih menggunakan metode sederhana hingga produk yang dihasilkan kurang dan hanya mampu memproduksi dalam jumlah sedikit. Maka melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini akan menambahkan keterampilan mitra sehigga peluang keberhasilan lebih besar dan mampu memproduksi produk dalam jumlah yang besar.

Menurut ibu Santi S.Pt., M.Si yang juga merupakan narasumber dalam kegiatan tersebut, sistem pengolahan limbah organik seperti ini sangat ramah lingkungan dan biaya yang minim, serta tidak membutuhkan lahan yang luas serta waktu yang lama. Dengan memanfaat larva BSF yang biasa disebut maggot sebagai pendekomposit sampah. 1 kg maggot mampu mendekomposit sampah 1 kg sampah dalam waktu 24 jam. Hasil dekomposit sampah tersebut menjadi pupuk kasgot yang sangat baik dijadikan sebagai pupuk pada tanaman. Sedangkan maggot itu sendiri dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggak karena kaya akan protein yaitu 30 – 45%.

Narasumber lainnya menambahkan manfaat dari pupuk Kasgot, menurutnya pupuk Kasgot merupakan pupuk organik yang kaya akan unsur hara dan dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti mikroflora.

“Pupuk Kasgot adalah jenis dari pupuk organik hasil dari proses biokonvensi sampah organik oleh larva lalat tentara hitam (BSF). Pupuk kasgot kaya akan kandungan unsur hara selain untuk tanaman, pupuk kasgot mengandung C organik 17,66 % yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti mikroflora tanah, menetralkan tingkat kemasan pada tanah, dan biologi tanah. Jadi memanfaatkan sisa sampah organik rumah tangga, industri atau pasar dengan menggunakan proses pengolahan menggunakan larva lalat tentara hitam, selain dapat meningkatkan ketersedian pupuk organik bagi petani dan mengurangi ketergantungan pupuk anorganik atau pupuk kimia, juga secara ekonomi dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani”, ujar Muh. Arman Yamin Pagala, S.P., M.P

Kegiatan yang digelar atas kerjasama dengan Kelompok Tani Siarioi desa Bonra ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi dalam mengatasi permasalahan limbah organik agar dapat dirasakan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, sebagaimana kata Sukmawati, S.KM., M.Kes dalam sambutannya selaku LPPM Unasman yang turut hadir.

Hal yang senada juga turut disampaikan oleh salah-satu peserta, ia berharap dengan adanya program Pengabdian Kepada Masyarakat ini semoga terus berlanjut dan bisa dilakukan secara reguler.

Andi Fausiah, S.Pt., M.Si selaku master main dari kegiatan ini menutup dengan harapan kedepannya tetap bisa menjalin kerja sama dalam menciptakan inovasi-inovasi baru khususnya di bidang peternakan.(*)

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Kami saat ini sedang berbudidaya maggot di kecamatan tinambung., Namun masih skala kecil, mohon bimbingannya untuk skala yang lebih besar