Mamuju – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kembali menunjukkan komitmennya dalam memulihkan dampak bencana dengan langkah nyata. Melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan), Pemprov Sulbar kini tengah mempersiapkan pelaksanaan rehabilitasi rumah korban banjir yang terjadi di Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju.
Iklan Bersponsor Google
Rapat koordinasi lintas sektor yang digelar baru-baru ini di Ruang Rapat Dinas Perkimtan Sulbar menjadi bukti keseriusan pemerintah. Dipimpin langsung oleh Plt. Kepala Dinas Perkimtan Sulbar, Maddareski Salatin, pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai unsur, mulai dari Bapperida Sulbar, BPBD Provinsi dan Kabupaten, hingga perangkat kecamatan dan kelurahan.
“Rapat ini untuk memastikan sinergitas antara Pemprov Sulbar dan Pemkab Mamuju dalam pelaksanaan program rehabilitasi rumah korban banjir. Kita ingin setiap tahapan berjalan akuntabel dan tepat sasaran,” ujar Maddareski.
Sebagaimana diketahui, banjir yang menerjang Kelurahan Bebanga pada 11 Oktober 2022 lalu menyisakan luka mendalam. Bupati Mamuju telah mengajukan proposal bantuan ke Pemprov Sulbar dan ditindaklanjuti cepat oleh Dinas Perkimtan. Kini, program ini masuk dalam APBD Perubahan 2025, sebuah langkah strategis yang selaras dengan visi-misi Gubernur Suhardi Duka (SDK) dan Wakil Gubernur Salim Mengga: mempercepat pengentasan kemiskinan dan membangun infrastruktur yang adil dan merata.
Sebanyak delapan rumah akan direhabilitasi tahun ini. Menariknya, sistem pelaksanaan dilakukan secara swadaya, yang artinya penerima bantuan bertanggung jawab penuh atas pembelian bahan hingga upah tukang. Pendekatan ini dinilai sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekaligus membangun rasa kepemilikan terhadap bantuan.
“Tentu tidak berhenti di sini. Setelah rapat ini, kita akan lanjut ke tahap sosialisasi kepada warga. Semua mekanisme dan syarat akan dijelaskan agar pelaksanaan di lapangan tidak menimbulkan masalah baru,” tegas Maddareski.
Langkah cepat Pemprov Sulbar ini patut diapresiasi. Dalam konteks penanggulangan bencana, respons cepat yang dilanjutkan dengan aksi konkret seperti ini merupakan modal utama dalam membangun kepercayaan publik. Kini, masyarakat Bebanga bisa kembali berharap akan tempat tinggal yang layak, aman, dan manusiawi.
Iklan Google AdSense