MAMASA – Kabupaten Mamasa mengukir sejarah baru dengan menjadi tuan rumah pelaksanaan Jambore Penyuluh Keluarga Berencana (KB) se-Sulawesi Barat yang dipusatkan di Tribun Lapangan Kondosapata, Selasa (29/7/2025). Acara puncak yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat Rezky Murwanto, para bupati dan wakil bupati dari enam kabupaten di Sulbar, unsur Forkopimda, serta tokoh masyarakat dan agama.
Iklan Bersponsor Google
Sebelum seremoni penutupan, para kepala daerah menyempatkan diri mengunjungi stan-stan pameran yang menampilkan produk pertanian dan kerajinan tangan khas masing-masing daerah. Pameran ini memperlihatkan potensi lokal yang bisa menjadi penopang ekonomi keluarga sebagai bagian dari solusi mengatasi kemiskinan ekstrem.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar Rezky Murwanto menyoroti pentingnya program Gerakan Orang Tua Asuh untuk mencegah stunting, pernikahan usia dini, dan kemiskinan ekstrem.
“Masih banyak daerah di Sulbar yang kondisinya sangat memprihatinkan. Saya menemukan anak usia 12 tahun yang sudah melahirkan beberapa kali. Ini bukan kasus tunggal. Kita harus cari solusi bersama. Cegah pernikahan dini dan lahirkan generasi berkualitas,” tegas Rezky penuh keprihatinan.
Ia menambahkan bahwa mencegah peningkatan stunting adalah langkah strategis untuk membawa Indonesia menuju kemajuan yang lebih baik.
Sementara itu, Bupati Mamasa Welem Sambolangi menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan menjadikan Mamasa sebagai tuan rumah jambore KB. Ia berharap momentum ini menjadi titik tolak penguatan SDM dan penurunan angka stunting serta kemiskinan di Sulawesi Barat.
“Masyarakat yang belum mampu menanti uluran tangan kita semua. Ini adalah tanggung jawab bersama,” ujar Welem.
Lebih lanjut, Bupati Mamasa mengajak semua pihak—pemerintah, tokoh adat, dan tokoh agama—untuk bahu-membahu membangun kualitas hidup masyarakat, dimulai dari pola pikir hingga tindakan nyata.
“Melalui jambore ini kita bangun komitmen bersama untuk menurunkan stunting. Kurangi rapat, perbanyak aksi di lapangan!” pungkasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan tekad kuat membangun generasi unggul, Jambore Penyuluh KB di Mamasa menjadi simbol kebangkitan gerakan sosial yang menyasar akar persoalan keluarga—dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. Mamasa pun membuktikan diri sebagai episentrum semangat perubahan di Bumi Tanadoang Sulawesi Barat.
Iklan Google AdSense