Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar Resmi Membuka Festival Sayyang Pattuduq

POLMAN — Bupati Polman H Andi Ibrahim Masdar resmi membuka festival sayyang pattuduq, yang di pusatkan di Di Stadion S Mengga, Senin 23 Mei 2022.

Dalam sambutannya, Mengatakan, festival sayyang pattuduq yang insyaallah akan memberikan banyak manfaat. Bukan hanya bagi polewali mandar, tapi memberikan manfaat kepada seluruh elemen bangsa ini.

“Atas nama pemerintah kabupaten polewali mandar kami menyambut baik dilaksanakan festival budaya sayyang pattuduq. Serta memberikan apresiasi yang setinggi-tinggi kepada jajaran dinas pendidikan dan kebudayan kabuptaen polewa mandar, yang telah bekerja sangat keras sehingga rangkaian even ini dapat terlaksana. Semoga kegiatan ini mendapatkan keberkahan, limpahan karunia, kebahagiaan dan kesejahteraan dari tuhan yang maha esa,” Ujarnya.

Lanjut dikatakan, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat kabupaten polewali mandar, mengucapkan selamat datang kepada ibu dr itje khodijah ketua komite indonesia untuk unesco beserta rombongan, di kabupaten polewali mandar.

“Terselenggaranya kegiatan ini menjadi bukti serta kuatnya komitmen pemerintah daerah kabupaten polewali mandar dalam pemajuan kebudayaan, sesuai amanat undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan,”Ucapnya

Untuk diketahui sampaikan festival sayyang pattuqduq, ini diikuti hampir 2.000 peserta, dengan 175 kuda menari atau sayyang pattuqduq.

Masih kata Andi Ibrahim Masdar, pemerintah republik indonesia melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan telah menetapkan sayyang pattuqduq sebagai warisan budaya tak-benda nasional. Ini berarti tradisi sayyang pattuqduq bukan hanya menjadi milik masyarakat madar tapi juga milik masyarakat indonesia.
Oleh karena itu, melalui festival kebudayaan sayyang pattuqduq ini kami berharap unesco dapat menetapkan sayyang pattuqduq menjadi warisan ke tiga belas indonesia untuk dunia.

“Jika ditelusuri secara lebih jauh, sayyang pattuqduq yang menjadi bagian dari masyarakat mandar pada hakikatnya merupakan apresiasi seorang anak yang telah mengkhatamkan bacaan al-qurannya. Apresiasi itu dalam bentuk menunggang kuda yang telah terlatih, diiringi bunyi rebana dan untaian kalindada atau puisi mandar, dari pakkalindada yang berisi pujian kepada gadis pessawe,”Ungkapnya

Bupati menambahkan, Tradisi ini dilakukan berdasarkan kepercayaan masyarakat mandar dan bersifat tradisional atau secara turun temurun. Jika ditelusuri lebih jauh, sayyang pattuqduq yang menjadi bagian dari masyarakat polewali mandar bukan terletak hanya pada keunikan kudanya tapi pada seluruh rangkaian atau prosesnya, tradisi sayyang pattuqduq juga sebagai sarana gotong royong karena melibatkan warga masyarakat dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.

“Saat ini, rangkaian tradisi sayyang pattuqduq bukan hanya dilaksanakan untuk prosesi penamatan alquran saja, tapi juga digelar pada moment peringatan maulid nabi muhammad saw,”Tutupnya.(aco)

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *