MAMASA, RAKYATTA.CO — Gereja Toraja Mamasa (GTM) saat ini memiliki tantangan baru. Sebabnya, karena Sekolah Tinggi Theologi Mamasa (STT Mamasa) milik GTM sejak 8 tahun terakhir terus “memproduksi” seratusan sarjana theologi setiap tahunnya. Sarjana-sarjana theologi tersebut akan berprofesi sebagai pendeta.
Membludaknya angkatan kerja di lingkungan GTM ini, tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja. Sekretaris BPMS, Pdt. Yusuf Artha saat memberi sambutan pada Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-15 dan Wisuda ke-8 Sarjana Theologi dan Sarjana Pendidikan Agama Kristen STT Mamasa (16/11) menjelaskan, jumlah vicaris di GTM mencapai 170 orang sementara pendeta yang akan pensiun sampai 2021 tidak sampai 15 orang.
Dalam upaya untuk menjawab tantang tersebut kata Sekum Yusuf Artha, memperhatikan semakin banyaknya jumlah lulusan STT Mamasa maka kelihatannya, pendeta GTM kedepan adalah alumni STT Mamasa yang selama ini sebagian besar masih dari lulusan STT Intim Makassar.
Selain, akan menempatkan alumni STT Mamasa sebagai pendeta di GTM, Sekum Yusuf Artha juga mengatakan dirinya sudah meminta kepada Negara lewat Pembimas Kristen Provinsi Sulbar agar 75% kuota penerimaan pegawai penyuluh agama kristen di Sulbar diambil dari alumni STT Mamasa.
Dalam laporannya, Ketua STT Mamasa, Dr. Paulus Bosong menyampaikan bahwa sampai wisuda tahun 2019, lembaga yang dipimpinnya telah menghasilkan 906 orang sarjana dan khusus tahun 2019 yang hadir menghadiri wisuda sebanyak 97 orang yang terdiri dari 44 orang dari prodi PAK dan 53 orang jurusan theologi. Pihaknya bersyukur karena khusus lulusan Prodi Pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagian besar terserap di instansi pemerintah. (Leo/MdB)
