Mamuju – Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Laskar Pancasila Sulawesi Barat menggelar aksi long march pada Senin (10/2/2025). Aksi damai ini dimulai dari Komplek Pasar Baru, kemudian menuju Kejaksaan Tinggi Sulbar, Kejaksaan Negeri Mamuju, dan berakhir di Anjungan Pantai Manakarra, Mamuju.
Aksi yang diikuti sekitar 60 peserta ini dipimpin langsung oleh Ali Akbar selaku Koordinator Lapangan. Mereka menyampaikan lima tuntutan utama dalam aksi tersebut, yakni:
- Mendukung kemerdekaan Palestina.
- Menolak segala bentuk pikiran dan gerakan intoleran yang berpotensi muncul di Kabupaten Mamuju.
- Meminta pemerintah dan aparat penegak hukum untuk lebih aktif dalam menangani serta mencegah penyebaran paham intoleran di masyarakat.
- Mengantisipasi infiltrasi paham intoleran di dunia pendidikan di Kabupaten Mamuju.
- Memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, lembaga, dan media dalam menangkal intoleransi di media sosial.
Sejumlah organisasi kepemudaan turut bergabung dalam aksi ini, termasuk GP Ansor, PMII Cabang Mamuju, GMNI Cabang Mamuju versi Adam, BEM IKB Stikes Fatimah Mamuju, BEM Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Unika Mamuju, BEM Stain Al-Azhari Mamuju, dan GSNI.
Dalam orasinya, Ali Akbar yang juga merupakan Ketua GP Ansor Kabupaten Mamuju menyoroti adanya aktivitas organisasi yang telah dibubarkan oleh pemerintah pada 2 Februari 2025. Ia menegaskan bahwa pihaknya mendesak pemerintah untuk melarang segala bentuk aktivitas yang berkaitan dengan organisasi eks HTI.
“Kami meminta pemerintah untuk bertindak tegas dengan melarang seluruh aktivitas organisasi yang telah dibubarkan, agar tidak ada celah bagi paham yang bertentangan dengan Pancasila berkembang di daerah kita,” ujar Ali Akbar.
Di depan Kejaksaan Negeri Mamuju, massa juga mendesak pihak kejaksaan agar mengambil sikap tegas terhadap kelompok yang mereka anggap intoleran dan berpotensi memecah belah bangsa.
“Kami tidak ingin menunggu sampai terjadi sesuatu yang besar baru bertindak. Sejak dini, kita harus menolak segala bentuk aktivitas yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan kita,” tegas Ali Akbar.
Refli Sakti dari PMII Cabang Mamuju menambahkan bahwa pihaknya menolak keberadaan organisasi yang memiliki paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal senada juga disampaikan oleh Dadang dari GMNI Cabang Mamuju yang menegaskan bahwa ideologi selain Pancasila tidak memiliki tempat di Indonesia.
“Kami harus bergandengan tangan untuk mengampanyekan kebinekaan dan menolak ideologi yang tidak menghargai perbedaan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua BEM Stain Al-Azhari Mamuju, Rahmat, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian pemuda terhadap indikasi penyebaran pemikiran intoleran di Kabupaten Mamuju.
“Pemikiran intoleran seperti ini bisa menjadi pemicu perpecahan di Indonesia. Karena itu, kami menentang segala bentuk gerakan anti-toleransi di daerah ini,” tegasnya.
Aksi damai ini berlangsung tertib dengan pengawalan dari pihak kepolisian. Para peserta menutup kegiatan dengan menyuarakan komitmen mereka untuk terus menjaga persatuan dan nilai-nilai kebangsaan di Sulawesi Barat.