MAMUJU – Upaya optimalisasi program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Mamuju terus digencarkan. Meski menjadi daerah percontohan sejak 2024, pelaksanaan program ini di lapangan masih menghadapi sejumlah tantangan teknis maupun non teknis.
Iklan Bersponsor Google
Untuk menjawab persoalan tersebut, Japan International Cooperation Agency (JICA), lembaga resmi di bawah Kementerian Luar Negeri Jepang, memfasilitasi lokakarya pengembangan program MBG bersama Pemerintah Kabupaten Mamuju.
Dalam arahannya, Bupati Mamuju, Dr. Hj. Sitti Sutinah Suhardi, mengapresiasi langkah kolaboratif tersebut. Ia menegaskan bahwa integrasi lintas sektor menjadi kunci agar MBG dapat berjalan maksimal.
“Semoga melalui forum ini dapat dirumuskan formulasi terbaik agar program MBG berjalan lancar dan menghasilkan outcome sebagaimana yang kita harapkan bersama,” ujar Sutinah.
Sementara itu, Penasihat Kebijakan Pembangunan Daerah JICA, Shintani Naoyuki, menekankan bahwa MBG bukan sekadar soal pemberian makanan gratis bagi anak sekolah. Lebih dari itu, program ini juga menyangkut pengembangan ekonomi, peningkatan kesehatan masyarakat, hingga pembangunan sumber daya manusia.
“Perlu keterlibatan lintas sektor agar hasilnya bisa maksimal. Jepang sendiri sudah lama menjalankan program serupa dengan dampak yang signifikan,” jelas Shintani.
Lokakarya yang digelar selama tiga hari ini dihadiri sejumlah pejabat dan pemangku kepentingan, di antaranya Dandim 1418 Mamuju Letkol Inf. Andik Siswanto, Akademisi sekaligus tenaga ahli JICA Prof. Dr. Darmawan Salman, serta Tenaga Ahli Pemberdayaan JICA, Manarangga Amir, S.T.. Turut hadir pula Sekda Mamuju, H. Suaib, para kepala OPD, hingga kepala sekolah se-Kabupaten Mamuju.
Dengan dukungan penuh JICA dan sinergi multi sektor, diharapkan Mamuju mampu menjadi model sukses pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di Indonesia.
Iklan Google AdSense