Mamuju — Hari kedua pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Lapangan Ahmad Kirang Mamuju, Selasa, 29 Juli 2025, disambut antusias warga. Pasar murah yang digelar Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulbar ini merupakan hasil kolaborasi dengan Bulog dan Bank Indonesia, sebagai langkah konkret mengendalikan inflasi daerah.
Iklan Bersponsor Google
Kepala Dinas Ketapang Sulbar, Abdul Waris Bestari, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi perhatian serius Gubernur Sulbar Suhardi Duka (SDK) dan Wakil Gubernur Salim S Mengga.
“Tentunya harapan pemerintah kita, yaitu Pak Gubernur SDK dan JSM, bagaimana pasar murah ini bisa semakin dekat dengan masyarakat,” ujar Waris.
Ia menyebutkan bahwa kegiatan GPM merupakan tindak lanjut arahan Badan Pangan Nasional untuk menjaga kestabilan harga pangan, khususnya beras. Pemprov Sulbar telah mengalokasikan anggaran untuk menyubsidi harga, sehingga masyarakat bisa membeli beras dengan harga 10 hingga 30 persen lebih murah dari harga pasar.
“Ketika nanti harga sudah stabil, maka diskon tak bisa lagi diberlakukan, karena akan merusak pasar. Untuk sementara ini, kita gelar pasar murah 4 kali seminggu: Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat,” tambahnya.
GPM tak hanya digelar di pusat kota, namun juga akan menyasar desa-desa pinggiran Mamuju agar distribusi pangan murah merata.
Khusus untuk komoditas beras, tersedia Sinar Madina sebanyak 2 ton, sementara Bulog menyalurkan beras SPHP sebagai upaya stabilisasi harga. Waris menyebutkan bahwa harga beras medium kini mengalami penurunan signifikan.
“Contohnya, beras Sinar Madina yang sebelumnya Rp165 ribu, kini menjadi Rp128 ribu. Tapi beras SPHP dari Bulog tidak boleh dijual melebihi HET, yakni Rp12.500 per kg,” tegasnya.
Waris juga mengimbau warga untuk melapor jika menemukan RPK atau mitra Bulog yang menjual beras di atas HET. Pihaknya akan melakukan pembinaan, dan jika pelanggaran terjadi lebih dari dua kali, akan diteruskan ke Satgas Pangan.
Tak hanya beras, telur juga menjadi primadona di GPM. Dalam waktu kurang dari satu jam, 100 hingga 150 rak telur langsung ludes terjual.
“Ini menunjukkan kebutuhan pokok seperti telur memang sangat dibutuhkan masyarakat. Dan GPM ini menjadi solusi nyata untuk membantu mereka,” pungkas Waris.
Iklan Google AdSense