Prihatin Nasib “Almaidah”, Sudarman AR Singgung Soal Status RSUD Majene

Majene — Bentuk Keprihatinan terus berdatangan untuk remaja bernama Almaidah (15), yang menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene, Sabtu 25 Januari 2020. Ia meninggal dunia di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Majene setelah sebelumnya dirujuk dari Puskesmas Sendana.

Salah satunya datang dari Sudarman AR. Yang merupakan salah seorang prajurit aktif, Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang saat ini bertugas di Batalyon Infanteri 2/Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, yang kini mantap maju sebagai salah satu calon bupati di kabupaten Majene pada pilkada 2020.

Pria kelahiran Sulawesi Barat, 11 Desember 1974, mengatakan, turut berduka cita atas meninggalnya ananda kita (Almaida red), menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene, Sabtu 25 Januari 2020.

“Atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan turut berduka dan mendo’akan almarhum mendapatkn tempat yg layak disisi Allah s.w.t atas meninggalnya almarhum dan semoga amal ibadah islamnya diterima oleh Allah SWT,” Ujarnya.

Ia bahkan berharap dengan kejadian meninggal Warga Somba Tenggara, Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana, ini menjadi pelajaran berharga bagi semua terkhusus yang ada di kabupaten Majene.

“Musibah ini adalah contoh buruk, dan berharap kejadian ini tidak terulang kembali di tanah mandar terlebih di kabupaten Majene,”Ungkapnya.

Selain menyampaikan bentuk Keprihatinannya, Sudarman AR, sudah terdaftar di partai golkar dan demokrat akan maju dalam Pilkada Majene 2020 ini menyinggung soal sistem pelayanan dan status kepemilikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene saat ini.

Dikatakan, bahwa selama ini pihaknya sering mendengar dan mendapatkan informasi langsung terkait pelayanan yang ada di RSUD kabupaten Majene ini. Mulai dari sistem pelayanan hingga pelayanan soal BPJS.

“Saya melihat ada beberapa pelayanan yang selalu menjadi keluhan warga mulai dari sistem pelayanan bagi pasien Hinga permasalahan soal kartu BPJS lainya,” Ucapnya.

Selain itu, dirinya juga menyinggung soal kepemilikan lahan tempat dimana berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kabupaten Majene.

“RSUD Majene sendiri setahu saya di bangun pada tahun 1985 dan ada ahli waris yang memiliki lahan tersebut dan sampai sekarang belum memiliki izin yang kuat dan yakin kejadian ini akan terus terulang dikarenaka tidak adanya keikhlasan dari ahli waris soal tanah tersebut,”sehingga murkah Allah bertubi tubi datang ke RSUD Jelasnya

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *