MAMUJU – Dengan membangun bersama jaringan informasi dan komunikasi yang baik diseluruh kalangan masyarakat, akan dapat mengantisipasi segala kemungkinan munculnya isu Sara, serta pula dapat mencegah usaha memecah belah umat disetiap pragmatisme kepentingan yang bisa saja dimasuki oleh paham-paham radikal.
Iklan Bersponsor Google
Demikian tutur Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Mamuju Mamuju Dr. H. Mustapa Tangngali, S.Ag., M.A., saat diwawancarai via handphone Jumat, 24 Januari 2025.
Mustapa menerangkan, secara etimologis (kebahasaan), radikalisme agama berarti berlebih-lebihan dalam memahami konsep keagamaan sampai melewati kebenaran. Sedangkan secara terminologis, radikalisme agama berarti perilaku keagamaan yang menyalahi syariat, yang mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, yang bertujuan merealisasikan target-target tertentu, atau bertujuan merubah situasi sosial tertentu dengan cara yang menyalahi aturan agama.
Lebih lanjut Kakankemenag mengatakan, ciri-ciri kaum radikal antara lain fanatik terhadap pendapatnya sendiri sampai pada batas tidak mengakui pendapat orang lain, sikap keras bukan pada tempatnya, kasar dalam berinteraksi dengan orang lain, berburuk sangka kepada orang lain dan memandang mereka dengan pandangan pesimis, tidap melihat kebaikan mereka, tetapi memperbesar kesalahan mereka.
“Prinsip utama kaum radikal adalah menuduh dan menghakimi orang lain, menghalalkan darah dan harta benda mereka tanpa hak. Kaum minoritas yang radikal juga tidak segan-segan mengkafirkan golongan lainnya,” tutur Mustapa.
Diakhir penjelasannya, Kakankemenag Kab. Mamuju itu menyampaikan, “untuk mencegah semakin berkembangnya paham radikal dan isu Sara di masyarakat, diperlukan kerjasama dari semua lini. Bukan hanya pemerintah dan kementerian agama, akan tetapi seluruh lapisan masyarakat dengan membangun kolaborasi dan koordinasi yang baik. Sehingga empat pilar berbangsa (Pancasila, UDD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) yang menjadi falsafah dan pedoman hidup tetap terjaga dan selalu diimplementasikan ke dalam setiap sendi-sendi kehidupan”. Pungkas Mustapa.
Iklan Google AdSense