Dapat Penganiayaan, Santri di Polman Laporkan Gurunya ke Polisi

POLMAN — Seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, melaporkan oknum guru Inisial MS atas dugaan penganiayaan ke Polres Polman.

Didamping oleh keluarganya, santri Berinisial AD (15) ini mendatangi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kepolisian Resor (Polres) Polman. Ia melaporkan atas penganiayaan yang diduga dilakukan oleh guru dilingkup Ponpes.

Penganiayaan itu terjadi saat korban AD dimintai setoran materi hafalan oleh oknum guru MS, namun korban tidak bisa memenuhi permintaan oknum guru tersebut disitulah korban menerima perlakuan kasar.

Korban dipukul menggunakan hanger hingga bagian punggung korban memar dan berbekas.

Korban mengaku sering menerima perlakuan kasar dari oknum guru, sehingga pada Senin (30/10/2023) malam. Santri tersebut memutuskan kabur dari Ponpes lantaran sudah tidak tahan lagi menerima tindakan kekerasan dari oknum tenaga pengajar tersebut.

AD mengaku hampir setiap hari mendapatkan perlakuan kasar sejak masuk di ponpes dari tahun 2022 silam.

“Hampir setiap hari saya dipukuli, karena biasa tidak lancar hafalan, saya masuk pondok 2022,” kata AD saat ditemui di Mapolres Polman, Selasa (31/10/2023).

Menurutnya, kejadian pemukulan itu juga disaksikan langsung oleh beberapa santri lainnya. Bahkan ia pernah menangis dan memohon kepada oknum tenaga pengajar ini untuk tidak memukul akibat rasa sakit yang berlebih yang ia terima.

“Kalau kita sudah dipukul, dia bilang jangan lapor ke orang tua. Saya tidak bilang kalau saya keluar dari Pesantren, saya kabur karena sudah tidak tahan lagi,” jelasnya.

Sementara itu, keluarga AD, Irwan Simuk, mengatakan, korban sudah sering mengalami kekerasan di Pondok Pesantren, sehingga korban memutuskan kabur dari Ponpes tersebut.

“Tadi malam saya dapat dirumah Lurah Mapilli, karena kabur dari Ponpes, sempat juga ditipu sama orang mau diantar pulang kerumahnya tapi orang itu minta uang 100 dengan alasan beli bensin namun AD diterlantarkan begitu saja,” ujanrya.

Ia menjelaskan, oknum guru memukul korban menggunakan hanger yang terbuat dari besi di bagian belakang korban saat korban menyetor hafalan.

“Kita sudah visum dirumah sakit sebelum melaporke Polres, bagian punggun korban memar penuh luka,” ungkapnya.

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *