Iklan Google AdSense

Konflik Agraria di Sulawesi Barat, PMII Mamuju Desak Gubernur Turun Tangan

- Jurnalis

Jumat, 7 Maret 2025 - 16:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MAMUJU – Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mamuju, Refli Sakti Sanjaya, menyampaikan harapan besar kepada Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) yang baru agar dapat serius menangani persoalan konflik agraria yang semakin memanas. Konflik tersebut melibatkan masyarakat dengan sejumlah perusahaan tambang pasir yang kini mulai melibatkan beberapa titik wilayah di Sulbar.

Iklan Bersponsor Google

“Konflik agraria yang terjadi di berbagai wilayah seperti Kalukku Barat dan Beru-Beru dengan PT. Jaya Pasir Andalan, Gentungan dan Kanang-Kanang dengan CV. Sinar Harapan, Budong-Budong dengan PT. Yakusa Tolelo Nusantara, Karossa dan Sarasa dengan PT. Alam Sumber Rezeki, serta Lariang dengan PT. Kulaka Jaya Perkasa, telah menimbulkan ketegangan yang tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga memperburuk hubungan antara warga dengan pihak perusahaan,” ungkap Refli Sakti Sanjaya dalam pernyataannya.

Refli menjelaskan bahwa saat ini beberapa warga di Kalukku Barat, Beru-Beru, Karossa, dan Sarasa bahkan telah dilaporkan ke Polda Sulbar oleh perusahaan tambang terkait tindakan mereka yang melakukan penyegelan alat berat dan mengusir kapal penyedot pasir milik perusahaan. Tindakan ini semakin memperburuk situasi dan menambah ketegangan yang harus segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Juga :  Apel Pagi Rutin Sebagai Peningkatan Kedisiplinan Pegawai Rutan Pasangkayu

PMII Cabang Mamuju berharap Gubernur Sulbar dapat menunjukkan sikap tegas dalam mengutamakan kepentingan masyarakat yang sedang berjuang untuk mempertahankan mata pencaharian mereka, khususnya sektor pertanian, perikanan, dan kehidupan sehari-hari yang terancam oleh aktivitas pertambangan pasir. Warga yang terlibat dalam konflik ini, menurut Refli, menyatakan penolakan terhadap tambang pasir—baik yang sudah beroperasi maupun yang sedang merencanakan kegiatan—karena mereka menginginkan program yang lebih mengutamakan peningkatan kesejahteraan daripada eksploitasi tambang.

“Masyarakat bukan hanya mempermasalahkan apakah izin tambang itu sudah sesuai prosedur atau belum, tetapi mereka lebih fokus pada dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan mereka. Apa yang mereka butuhkan bukanlah tambang pasir, melainkan program yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelasnya.

Refli juga menegaskan bahwa meskipun PMII mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah, namun hal itu tidak boleh mengorbankan kehidupan masyarakat kecil. Pemerintah, dalam hal ini Gubernur Sulbar, diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan investasi dan kelangsungan hidup rakyat kecil, seperti petani, nelayan, serta masyarakat adat yang seringkali menjadi pihak yang dirugikan oleh hadirnya investasi yang tidak ramah lingkungan.

Baca Juga :  Kakanwil Kemenkumham Sulbar Harap Jajarannya Bangun Sinergi dan Kerjasama Tingkatkan Kinerja

“Investasi yang masuk ke Sulbar harus berpihak pada kesejahteraan rakyat kecil. Kami mendukung investasi yang membawa manfaat untuk masyarakat, namun jika justru merugikan mereka, kami merasa itu perlu ditolak bersama. Kami berharap Gubernur Sulbar bisa memberikan perhatian lebih pada isu ini, dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak merugikan rakyat kecil,” kata Refli menambahkan.

Dengan meningkatnya ketegangan akibat konflik agraria ini, PMII Cabang Mamuju berharap Gubernur Sulbar dapat mengambil langkah-langkah tegas dan objektif untuk menyelesaikan masalah ini. Pemerintah harus segera mencarikan solusi yang adil bagi masyarakat, dengan mempertimbangkan kepentingan mereka yang berjuang mempertahankan sumber kehidupan, serta menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan sosial di daerah ini.

Sebagai penutup, Refli Sakti Sanjaya mengingatkan bahwa kesejahteraan masyarakat adalah hal yang paling utama, dan setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus mencerminkan kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan segelintir pihak yang berkepentingan dengan eksploitasi sumber daya alam.

Iklan Google AdSense

Berita Terkait

Hadiri Rakornas Kemdagri, Wagub Sulbar Bahas Pentingnya Penyederhanaan Regulasi Daerah
Bapperida Sulbar Evaluasi Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Mamuju Tahun 2025–2029
BKD Sulbar Rampungkan Penginputan PPPK Paruh Waktu, 4.215 Kebutuhan Diusulkan ke Kemenpan-RB
Dari Bahari Polman ke Manakarra, Sandeq Silumba 2025 Ditutup dengan Penuh Kebanggaan
Sulbar Genjot 90 Titik Internet, Blankspot di Mamuju Jadi Fokus Utama
SPI 2025 Digelar di Sulbar: KPK Ajak Masyarakat Jadi Pahlawan Integritas, Habisi Korupsi
BPK RI Periksa Ketahanan Pangan Sulbar, Pemprov Tegaskan Komitmen Transparansi
SDK Gaspol Beasiswa Sulbar: Prioritaskan Mahasiswa Tak Mampu dan Berprestasi
Berita ini 97 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 20:49 WIB

Hadiri Rakornas Kemdagri, Wagub Sulbar Bahas Pentingnya Penyederhanaan Regulasi Daerah

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:44 WIB

Bapperida Sulbar Evaluasi Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Mamuju Tahun 2025–2029

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:43 WIB

BKD Sulbar Rampungkan Penginputan PPPK Paruh Waktu, 4.215 Kebutuhan Diusulkan ke Kemenpan-RB

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:39 WIB

Dari Bahari Polman ke Manakarra, Sandeq Silumba 2025 Ditutup dengan Penuh Kebanggaan

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:31 WIB

SPI 2025 Digelar di Sulbar: KPK Ajak Masyarakat Jadi Pahlawan Integritas, Habisi Korupsi

Berita Terbaru