PASANGKAYU – Sejumlah warga Pasangkayu mengeluhkan praktik pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah tersebut. SPBU tersebut diduga lebih mengutamakan pengisian BBM subsidi menggunakan jeriken dan kendaraan dengan tangki modifikasi dibanding kendaraan umum.
Berdasarkan pantauan di lapangan, setiap malam terdapat empat unit mobil pikap yang rutin mengisi BBM subsidi di SPBU ini. Masing-masing pikap menguasai satu nosel untuk mengisi jeriken dengan total pengisian yang mencapai Rp 5 juta per kendaraan dalam sekali pengisian. Tak hanya itu, beberapa mobil pribadi dengan tangki modifikasi dan sepeda motor Suzuki Thunder yang sudah dimodifikasi agar mampu menampung hingga 40 liter BBM juga kerap terlihat mengisi di SPBU tersebut.
Parahnya, kendaraan umum seperti mobil dan motor hanya diberi akses pada satu nosel, yang sering mengalami gangguan atau error. Hal ini menyebabkan antrean panjang dan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang hendak mengisi BBM untuk keperluan transportasi sehari-hari.
Warga juga mengungkapkan bahwa SPBU tersebut kerap tutup pada siang hari dengan alasan stok BBM habis, namun justru kembali beroperasi pada malam hari dengan melayani pengisian dalam jumlah besar untuk pikap dan kendaraan dengan tangki modifikasi.
Praktik ini menimbulkan dugaan bahwa terjadi penyalahgunaan distribusi BBM subsidi, yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat luas, bukan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan lebih. Warga berharap pihak berwenang, seperti Pertamina dan aparat penegak hukum, segera turun tangan untuk menginvestigasi dan menertibkan dugaan penyalahgunaan ini agar distribusi BBM subsidi di Pasangkayu lebih adil dan tepat sasaran.