MAMUJU — Dunia pers Sulawesi Barat mendadak gempar! Sebuah insiden dugaan pelecehan profesi jurnalis terjadi di wilayah Kalimamuju, setelah seorang karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) diduga melontarkan pernyataan yang merendahkan martabat wartawan.
Iklan Bersponsor Google
Dalam sebuah percakapan, karyawan tersebut diduga berkata bahwa “wartawan tidak makan kalau tidak buat berita bohong.” Kalimat itu sontak menyulut kemarahan komunitas pers di Sulbar, yang menilai ucapan tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap profesi jurnalis yang bekerja berdasarkan kode etik dan aturan undang-undang.
Ketua Ikatan Jurnalis Sulawesi Barat (IJS) Irham Azis mengecam keras pernyataan tersebut. Ia menyebut hal itu sebagai fitnah keji yang mencederai kehormatan wartawan serta melemahkan kepercayaan publik terhadap media.
“Kami sangat menyayangkan dan mengecam keras pernyataan karyawan SPBU itu. Ini adalah bentuk penghinaan serius terhadap profesi wartawan yang bekerja berdasarkan Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Pers,” tegas Irham Azis dalam keterangan resminya, Minggu (20/10).
Irham menambahkan, jurnalis adalah pilar keempat demokrasi yang memiliki tanggung jawab besar dalam menyampaikan informasi yang benar dan berimbang kepada masyarakat.
“Kami bekerja untuk mengungkap kebenaran, bukan menciptakan kebohongan. Pernyataan seperti ini tidak hanya melukai hati para jurnalis, tapi juga mengancam kebebasan pers dan menyesatkan publik,” ujarnya.
Ketua IJS itu juga mendesak manajemen SPBU Kalimamuju agar segera memberikan sanksi dan pembinaan terhadap karyawan yang bersangkutan. Selain itu, ia meminta agar perusahaan tersebut memberikan edukasi kepada seluruh pegawainya mengenai pentingnya menghormati profesi jurnalis.
“Kami meminta pihak SPBU bertanggung jawab dan memastikan kejadian serupa tidak terulang. Profesi kami dilindungi undang-undang. Wartawan adalah mitra publik dalam menyampaikan kebenaran,” tegas Irham.
Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen SPBU Kalimamuju belum memberikan klarifikasi resmi atas kejadian tersebut.
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak agar lebih memahami peran strategis jurnalis dalam menjaga transparansi dan mengawal kepentingan publik — bukan untuk diremehkan, apalagi dilecehkan.
Iklan Google AdSense










