Potret Perjuangan Guru Kontrak, Berjalan Diatas Jembatan Kondisi Rapuh

MATENG, Rakyatta.co – Guru adalah sosok yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan karena ia adalah sosok yang berjasa memberi ilmu pengetahuan dan memberikan pendidikan karakter kepada siswa.

Segala upaya guru untuk dapat mencerdaskan anak-didiknya tidaklah selalu mudah. Terkadang, guru harus melakukan perjuangan besar yang memakan waktu, tenaga, bahkan materi.

Meski demikian, guru-guru ini melakukan dengan ikhlas dengan harapan dapat membawa perubahan baik untuk masa depan anak didik, bangsa, dan agamanya.

Profesi guru sangat identik dengan gelar tanpa tanda jasa karena besarnya pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan.

Bahkan mungkin seandainya ada gelar yang diberikan pada seorang guru, itu tidak cukup untuk membalas jasa-jasanya.

Hal inilah yang bisa kita ungkapkan kepada salah seorang guru kontrak  Nurbaya Ahmad (37) yang mengajar disala satu sekolah dasar di desa Kombiling, kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng).

Penulis tertarik  mengutip kisah Nurbaya pasalnya ketika ia hendak ingin mengajar di sekolah dasar yang ada di desa Kombiling, Nurbaya selain sering membawa 2 anaknya, ia juga melewati 2 jembatan penghubung 2 desa yang bisa dikatakan rusak parah yang dapat membahayan nyawanya sendiri.

Jembatan yang dimaksu berada di perbatasan desa Lamba – Lamba dan desa Kombiling yang betul – betul perlu diperhatikan oleh pemerintah, baik di desa, kecamatan terlebih lagi pihak Kabupaten.

Kembali kekisah Nurbaya, saat penulis menemuinya, ia mengungkapkan jika untuk menuju tempat mengajar itu lumayan sulit, disebabkan karena jalanan (jembatan yang ia lalui.

“Semenjak pindah ke dusun Palapi desa Lamba – Lamba setiap hari saya lalui jalan ini (Jembatan),” kata Nurbaya  kepada Wartawan Rabu 06 Oktober 2021.

Nurbaya juga bercetia selain jembatan yang kondisinya rusak parah yang ia lalui jika hendak ingin mengajar ke desa sebelah, ia juga menceritakan jika kadang air pasang ia dengan terpasa  terobos walaupun itu air asin, tambahnya.

“kalau kondisi jembatanya pak , saya tidak bisa berkata – kata,” ucapnya.

Diakhir cerita Nurbaya kepada Laman ini,  ia berharap agar pemerintah segerah memperbaiki jempatan yang setiap harinya ia lalui untuk pergi mengajar ke desa sebelah.

“Harapannya cuma satu pak, jembatannya segera diperbaiki karena bukan hanya saya yang lewati, masyarakat,  tenaga kesehatan, bahkan anak sekolahpun juga sering dilewati,” tutup Nurbaya.

Penulis: Anca

Editor : Tim Redaksi

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *