MAJENE — Suasana hening namun penuh makna menyelimuti Kompleks Makam Raja-raja Banggae, Majene, Kamis (21/8/2025). Ratusan orang duduk bersila dengan buku di tangan, larut dalam kesunyian selama dua jam dalam Silent Reading Session pertama yang digelar di daerah itu.
Iklan Bersponsor Google
Meski semula ditargetkan hanya diikuti 50 peserta, kegiatan ini justru memecahkan ekspektasi. Lebih dari 200 orang hadir dengan antusias, mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, hingga masyarakat umum.
“Awalnya kami mengira hanya skala kecil. Namun ternyata pendaftaran membludak, antusiasme masyarakat sungguh di luar dugaan,” ujar Abdul Halik, inisiator kegiatan sekaligus pendiri Toko Buku Manifesto.
Tak sekadar membaca, acara juga menghadirkan sesi berbagi pengalaman. Peserta dipersilakan menceritakan cara mereka menumbuhkan minat baca, baik untuk diri sendiri maupun lingkungannya.
Menurut Halik, Silent Reading Session juga merupakan bentuk dukungan terhadap program Sulbar Mandarras yang dicanangkan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, sebagai upaya memperkuat budaya literasi masyarakat.
“Program ini kami anggap sebagai pelecut semangat agar masyarakat semakin akrab dengan dunia membaca,” imbuhnya.
Halik menegaskan bahwa Silent Reading Session tidak akan berhenti di seri pertama. “Insya Allah, akan berlanjut ke seri kedua,” tegasnya.
Kegiatan literasi publik seperti ini diharapkan menjadi tren baru, khususnya di kalangan generasi muda, agar menjadikan membaca bukan hanya kewajiban, melainkan gaya hidup sehari-hari.
Iklan Google AdSense