Kembangkan Komoditi Jagung, Desa Balla Satanetean Gandeng Peneliti BPTP & Balitsereal

MAMASA, RAKYATTA.CO — Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Program Inovasi Desa yang terus di genjot di Desa Balla Satanetean dinilai sejalan dengan Nawa Cita Presiden Jokowi dan Visi Misi Gubernur/Wakil Gubernur Sulbar dan Bupati/Wakil Bupati Mamasa terimplementasi secara baik di desa ini.

Lewat Program Mandiri Cerdas Sehat (MARASA) Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pertanian, Desa Balla Sataneten akan mengembangkan komoditi jagung varietas “Sukmaraga” dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat desa.

Tak tanggung-tanggung, dalam merealisasikan program ini, Desa Balla Satanetenan menggandeng dua lembaga dari Kementerian Pertanian RI yakni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kantor Mamuju, Sulbar dan Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) kantor Maros, Sulsel

Hal ini sesuai keterangan Kepala Desa Balla Satanetetean, Yusuf Rahmat, saat kegiatan Temu Teknis Pertanian Kelompok Tani Jagung Desa Balla Satanetean yang digelar pada Selasa, 12 Nobember 2019, yang menghadirkan peneliti BPTP, M. P. Sirappa dan H. Arsyad Biba dari Balitsereal dan juga dosen Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan, Universitas Muslim Maros

Yusuf Rahmat menjelaskan, program penanaman jagung ini merupakan kegiatan program MARASA dari Provinsi Sulbar yang bertujuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat desa. Lanjutnya, kalau mau ekonomi masyarakat meningkat maka harus ada keseriusan dan kemauan tetapi tidak cukup hanya itu, pengetahuan dan keahlian teknologi pertanian dan bibit yang berkualitas juga mendukung.

Sehingga untuk mencapai hasil yang maksimal maka pihaknya menggandeng dua lembaga dari Kementerian Pertanian RI yaitu BPTP untuk transfer pengetahuan inovasi teknologi pertanian kepada masyarakat agar mengetahui cara peningkatan produktivitas jagung dan Balitsereal untuk mendapat bibit jagung sertifikasi dengan kualitas terbaik.

Kades Yusus Rahmat berharap komoditi jagung bisa menjadi produk unggulan desanya sehingga tidak hanya melibatkan warga dari kaum laki-laki tetapi juga warga perempuan untuk pengetahuan proses olah pasca panen pada industri rumah tangga. Pada program ini, Pemdes Balla Satanetean membagikan bibit jagung dan pupuk gratis kepada kelompok tani yang ada di Desa Balla Satanetean.

Yusuf Rahmat juga menargetkan dengan menggandeng dua lembaga dari Kementerian Pertanian RI, Balla Satanetean bisa menjadi sentra penangkaran bibit jagung Sukmaraga di Mamasa.

Peneliti BPTP Sulbar, M. P. Sirappa dalam materi sosialisasi Inovasi Teknologi Peningkatan Produksi Jagung, menyampaikan hal-hal penting yang harus diketahui petani dalam menanam jagung antara lain seperti pola curah hujan, jenis tanah, kesesuaian lahan, PH tanah, dan strategi peningkatan produksi, pola tumpangsari jagung dengan tanaman pangan lainnya.

Sirappa juga menjelaskan faktor kunci keberhasilan peningkatan produksi jagung antara lain benih bermutu, varietas unggul atau berlabel, pengaturan jarak tanam, pemupukan spesifik, pengaturan irigasi, PHTG, Panen dan Pasca Panen dan teknik budidaya lainnya.

Sementara, Arsyad Biba menjelaskan bahwa jagung varietas Sukmaraga cocok untuk dataran tinggi seperti Mamasa, toleran dengan kemasaman tanah, potensi hasil mencapai 8 ton per hektar dengan umur 108 hari. Varietas ini termasuk VUB jagung komposit yang bisa ditanam kembali hingga 3-5 generasi. (Leo/MdB)

Bagikan...

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *