POLEWALI MANDAR — Suasana haru dan khidmat menyelimuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkaikan dengan haul almarhum Drs. H. M. Zikir Sewai, tokoh pendiri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lampoko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, akhir pekan lalu.
Iklan Bersponsor Google
Acara penuh makna itu dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Salim S. Mengga, Bupati Polman Samsul Mahmud, Kepala Kemenag Polman Imran Kaljubi Kesa, Ketua MUI Polman KH Abd Syahid Rasyid, Imam Masjid Syuhada Sayyed Fadlu Al Mahdaly, serta ratusan ulama, santri, dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Wagub Salim S. Mengga menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga menjadi momentum untuk meneladani perjuangan beliau dalam menebarkan kasih sayang, kejujuran, dan keikhlasan.
“Keduanya, Rasulullah SAW dan almarhum H. M. Zikir Sewai — mungkin berbeda zaman, tetapi sejiwa dalam ketulusan perjuangan. Nabi Muhammad memperjuangkan umat dengan cinta dan kesabaran, sementara almarhum memperjuangkan daerah ini dengan keikhlasan, ilmu, dan pengabdian tanpa pamrih,” ujar Salim dengan nada penuh haru.
Dikenal sebagai salah satu tokoh kunci dalam pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, almarhum H. M. Zikir Sewai juga menjadi pelopor berdirinya Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lampoko yang kini berkembang menjadi pusat pendidikan dan dakwah di Bumi Mandar.
“Beliau membangun pesantren ini bukan hanya dari tanah, tetapi dari air mata, doa, dan keikhlasan. Cahaya amalnya masih menyala di hati para santri dan masyarakat,” lanjut Wagub.
Salim S. Mengga juga menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Sulbar untuk terus bersinergi dengan para ulama dan pesantren dalam membangun peradaban daerah yang berlandaskan ilmu dan keikhlasan.
“Insya Allah, pemerintah provinsi akan terus bersama para ulama dan pesantren dalam membangun peradaban Sulawesi Barat yang religius dan berdaya,” tambahnya.
Kepada para santri, ia berpesan agar menjadikan pesantren sebagai tempat menempa iman, ilmu, dan akhlak. Menurutnya, kesuksesan sejati bukan diukur dari jabatan atau harta, melainkan dari kejujuran dan kemampuan menjaga amanah.
“Ilmu tanpa akhlak akan kehilangan arah, dan akhlak tanpa ilmu akan kehilangan makna,” tegasnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lampoko Ihsan Zainuddin menyampaikan rasa syukurnya atas perhatian pemerintah terhadap pesantren tersebut. Ia mengenang almarhum Zikir Sewai sebagai sosok pejuang ikhlas yang turut melahirkan gagasan besar pembentukan Provinsi Sulawesi Barat.
“Semoga semangat perjuangan beliau terus menginspirasi generasi muda. Pesantren ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga saksi sejarah perjuangan daerah ini,” ujarnya.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama untuk almarhum Drs. H. M. Zikir Sewai — sang pejuang yang dikenang bukan karena pangkat dan jabatan, tetapi karena keikhlasan dan dedikasinya membangun peradaban dengan cahaya ilmu.
Iklan Google AdSense










